Bagaimana jadinya kalau gitar “salah setem” dimainkan? Jadilah irama Batanghari Sembilan। Musik etnik nan memesona dari ranah Sumatera Selatan. “Salah setem” kok memesona? Bukannya super duper acak kadul bikin sakit telinga?
Ketimbang menduga-duga, datang saja ke Balai Sidang Jakarta (Hall A dan B) sore nanti (17/04/08). Orkes “Rejung Pesirah” dari Palembang akan mempertunjukkan bahwa dugaan tadi bisa keliru 100%.
Orkes “Rejung Pesirah” yang digawangi oleh Vebri Al Lintani, Ali Goik, dan kawan-kawan akan membawakan beberapa lagu dalam irama batanghari 9. Kelompok musik ini memainkan beberapa gitar salah setem, dalam artian “seteman” tidak standar secara bersama. Uniknya, masing-masing seteman gitar tersebut berbeda satu sama lain.
Tadi malam, ketika ditemui dusunlaman, Vebri Al Lintani dan Ali Goik memperlihatkan teknik bermain gitar salah setem itu. Ketika ditanya chord/kunci apa yang mereka pakai pada lagu-lagu yang mereka mainkan, keduanya hanya tergelak.
“Entah,” jawab Ali. “Begini saja, untuk lagu Kaos Lampu yang juga sering disebut “Buruk tegantung” alias “Bujang Tue”, kita pakai kunci (chord) Kaos Lampu,” tambahnya.
“Ini namanya kunci merapi,” sahut Vebri sambil memainkan sepotong lagu Merapi.
“Mau lebih dengar lebih banyak, datang besok sore, ya. Jam 5 sore,” undang Vebri.
Selain konser gitar “salah setem”, kafilah budaya dari tanah dengan sembilan sungai besar ini akan menampilkan sastra tutur “Guritan” dan pentas Tari Tradisional. Pergelaran ini selenggarakan sebagai bagian dari event “Adiwastra Nusantara 2008”.###
No comments:
Post a Comment